Senin, 30 Juni 2008

Cirebon (Bagian Dua) Dari Empal Asem Hingga Sentra Ikan Tawar Bakar Cikalahang di Pinggiran kota Cirebon




Jika sebelumnya Info Kuliner lebih banyak berputar di dalam Kota Cirebon, kali ini perburuan mulai menyisir ke wilayah Kabupaten Cirebon, yang ternyata tak kalah menariknya dengan di dalam kota. Di daerah Batembat, dan Plered misalnya, anda bisa temukan varian lain dari Empal, atau menikmati gurihnya ikan bakar di sentranya, Cikalahang, yang masih asri. Lokasinya dekat dengan wisata Telaga Remis Cirebon. Dijamin anda bakal terkenang dengan petualangan kuliner di kota udang ini. Jadi kalau ada waktu sempatkan ke sini.

Dari Kota Cirebon,Info Kuliner menyusuri perjalanan ke arah barat, masuk wilayah Kabupaten Cirebon dari Jl Tuparev. Selepas perbatasan, di Jl Tuparev ini ada beberapa tempat makan yang cukup ramai dikunjungi, diantaranya cabang rumah makan pasundan Ampera, yang nampaknya masih relative baru berdiri, ada juga cabang baru dari Seafood H Moel. Lalu yang paling ramai saat jam makan siang adalah Sayur Asem Ibu Mastini, yang terletak di samping gedung PLN. Rumah makan sederhana ini menyajikan menu-menu rumahan sederhana, seperti Sayur Asem, Ikan Asin, dan Pepes-pepesan. Cara penyajiannya bergaya prasmanan, harganya tergantung apa yang dimakan, namun dengan kisaran Rp 10 ribu anda sudah cukup kenyang.
Kesederhanaan inilah yang yang nampaknya jadi keistimewaan tempat ini. Buat yang jarang ketemu masakan rumahan tempat ini bisa jadi obat kangen lho. Meski dinding temboknya yang bercat hijau hanya setinggi satu meter, sementara bagian atasnya menggunakan anyaman bambu, rumah makan ini mampu menampung hingga seratus pengunjung, lahan parkirnya pun cukup luas karena di bagian belakang rumah makan masih ada lahan kosong yang juga bisa menampung kendaraan pengunjung.
Siang itu hampir semua kursi terisi, dan untuk mengambil makanan juga harus antri. Pengunjung terlihat nikmat menyantap Sayur Asem dengan Ikan Asin dan Sambal di siang hari yang panas ditemani kipas angin, di pintu samping rumah makan juga telah menunggu pedagang es kelapa muda, yang menggunakan sirup Tjampolay khas Cirebon untuk pemanisnya. Gerah segera sirna saat segelas es kelapa muda, dengan sirup pisang susu membasahi kerongkongan dan semilir angin pesisir menyapu. Hmm…. nikmat!!!
Keluar dari Jl Tuparev ke arah barat, setelah putaran perempatan Kedawung tepatnya di Jl Kedawung Raya no. 192-193, ada Sate Tegal, yang juga cukup banyak diminati masyarakat Cirebon. Dari Kedawung terus ke barat menyusuri jalan raya utama jalur mudik ini, sekitar 1 km masuk Jl raya Plered di daerah Batembat, tepatnya 100 meter sebelum jembatan Kali Gesik anda bisa menemukan Empal Asem Amarta. Anda wajib coba. Menu ini adalah varian lain dari Empal Gentong Cirebon, tidak terlalu pekat tanpa santan dan menu ini lebih mirip Soto Bandung, namun ada aroma daun salam dan sereh, sehingga disebut Empal Asem. Karena tidak memakai kunyit, dagingnya pun tidak berwarna kuning. Tampilan dan rasanya lebih segar, dengan irisan tomat, daun bawang dan seledri, dan ternyata juga ada irisan belimbing wuluh atau belimbing sayur, yang dimasak bersama kuah soto. Sepertinya lebih bersahabat bagi yang bermasalah dengan kolesterol, karena tanpa jeroan dan tanpa santan. Empal Amarta tak hanya menjual Empal Asem, tapi juga menyediakan Empal Gentong biasa.
Di sekitar tempat ini juga berdiri beberapa warung yang juga menjual Empal Gentong, karena konon dari daerah Batembat inilah Empal Gentong berasal. Pemilik Empal Gentong H. Darma yang terkenal juga berasal dari desa ini. Selain pedagang Empal Gentong banyak juga pedagang-pedagang Kerupuk Mlarat khas Cirebon, disebut Kerupuk Mlarat karena digoreng tidak menggunakan minyak goreng, tapi memakai pasir yang sudah dibersihkan terlebih dahulu melalui proses pengeringan, dan penyaringan dengan cara diayak. Ada juga Kerupuk Kulit yang juga disebut Kerupuk Kebo, karena Krupuk Kulit di Cirebon tidak putih bersih tapi kulitnya cenderung cokelat kehitaman, dan ukurannya lebih lebar-lebar hingga agak melingkar saat digoreng.
Sekitar 700 meter dari Kali Gesik Batembat ke arah barat ada pasar Kue Plered yang merupakan sentra jajanan kering, seperti snack-snack untuk anak-anak, berbagai jenis snack, dan kue kering, dari produksi pabrikan besar hingga buatan home industri. Sekitar 700 meter lagi ke barat ada pasar Plered. Plered, termasuk daerah yang cukup ramai di wilayah kabupaten Cirebon, disini ada Bakso Tasik Plered yang terkenal, penjual Docang saat sore hari, serta banyak pedagang-pedagang makanan kaki lima yang lain yang menjual bermacam jajanan dari Tahu Slawi, Martabak, Es Buah yang diberi nama Es Tawuran, Sate, dan sebagainya.
Dari perempatan Plered ke arah utara, berjejer pedagang jajanan kaki lima, ada satu yang cukup terkenal, Empal Mang Kojek. Empal ini seperti Empal Gentong biasa hanya saja bahannya bukan daging tapi menggunakan dengkul sapi. Sebutan Empal Mang Kojek muncul karena sang pemilik warung berkepala plontos.
Dari perempatan Plered perjalanan menuju ke arah selatan, menuju daerah Trusmi yang merupakan sentra Industri batik. Sekitar 300 meter dari perempatan ada deretan butik batik yang tampil cukup memikat, koleksinya cukup lengkap dari yang seharga 30.000 hingga puluhan juta rupiah.
Sentra industri batik selain di desa Trusmi juga ada di desa Panembahan, pengrajin batiknya juga tersebar hingga ke sebagian desa Wotgali dan Gamel. Desa Gamel, dan tetangganya Kaliwulu juga merupakan sentra pengrajin meubel. Dari Plered, terus ke barat, tepatnya di daerah Tegalwangi, Tegalsari hingga Plumbon, merupakan sentra industri meubel rotan.
Asal Nasi Jamblang. Sekitar 2 km dari Plumbon, anda akan sampai di Jamblang, yaitu daerah asal Nasi Jamblang, di sini saat malam menjelang anda bisa menemukan beberapa pedagang nasi Jamblang, diantaranya yang masih tergolong authentic adalah Nasi Jamblang Tulen, yang terletak di Jl. Raya Jamblang depan Apotik Jamblang. Di pasar Jamblang saat malam hari ada Bubur Sop Ayam Mang Asma, ada juga Mie Kocok, dan Sate Kambing H. Udin. Setelah pasar Jamblang, sebelum jembatan Jamblang, tepatnya di desa Kasugangan Lor, adalah pusat pembuatan Nasi Jamblang, untuk para pedagang Nasi Jamblang keliling yang tidak masak sendiri rata-rata mengambil nasi dan lauk pauk lengkap Nasi Jamblang dari daerah ini.
Ada satu daerah lagi di Kabupaten Cirebon yang layak jadi daftar tempat yang harus anda datangi, desa Cikalahang. Di desa yang terletak sekitar 5 km arah utara dari Pasar Minggu, Palimanan ini berdiri deretan rumah makan yang menyediakan menu Ikan Bakar dan aneka hidangan berbahan ikan air tawar seperti Gurame, Nila, Mujair, hingga Patin. Letaknya yang berada di dekat Wana Wisata Telaga Remis, membuat desa Cikalahang selalu ramai dikunjungi saat musim liburan. Wana Wisata telaga Remis sendiri sudah masuk ke wilayah Kuningan, yang berbatasan langsung dengan desa Cikalahang, Cirebon.
Rumah makan dengan menu Ikan Bakar di daerah ini pada umumnya juga dilengkapi dengan kolam-kolam besar berair jernih tempat ikan-ikan dipelihara, sehingga sambil makan ikan bakar anda bisa menikmati suara gemericik air, suasana pesawahan dataran tinggi yang sejuk semakin mendukung desa Cikalahang menjadi tempat tujuan wisata kuliner. Salah satu tempat yang tergolong paling ramai dan paling besar adalah Karitzma, daya tampung tempat ini bisa diisi hingga 300 orang lebih, tempat makannya berupa saung-saung, di tepi kolam, bahkan ada saung yang terapung di kolam. Menu andalan tempat ini adalah Gurame Bakar Cobek dengan sambal hijau yang mantap, minumnya yang paling pas adalah es kelapa muda yang diminum langsung di batok kelapanya. ali

Tidak ada komentar: