Jumat, 05 Juni 2009

Kuningan, Dari Aneka Olahan Gurame, Kupat Tahu, hingga Tape Ketan dan Jeniper Lopes






Kabupaten Kuningan, selama ini dikenal dengan kekayaan wisata alam dan budayanya. Alam yang indah di kaki Gunung Ciremai, hawa yang sejuk, suasana pedesaan dan kota kecil yang khas, membuat Kuningan menjadi salah satu daerah yang layak jadi tujuan untuk berlibur. Dari sisi kuliner, jenis-jenis menu khas pasundan, dan olahan ikan Gurame yang paling mendominasi. Kuningan juga punya tahu yang tak kalah enaknya dengan Tahu Sumedang. Selain itu ada tape ketan berbungkus daun jambu, yang dikemas dalam ember hitam. Apa lagi yang menarik di Kuningan?

Mencapai Kabupaten Kuningan dari arah Jakarta, Anda bisa mengambil rute Pantura, hingga ke Cirebon, masuk tol Palimanan dan keluar di pintu tol Ciperna lalu ke arah Kuningan. Rute ini banyak dilalui kendaraan umum dari Jakarta, seperti Bus Jakarta-Cirebon, lalu melanjutkan ke Kuningan dengan mini bus atau Elf dari terminal Cirebon. Atau bus jurusan Jakarta-Kuningan via Cirebon.

Jika ingin menempuh perjalanan menggunakan jalur kereta api, Anda harus transit di Cirebon, lalu naik mini bus, atau Elf arah Kuningan atau Tasik dari Terminal Bus Harjamukti, Cirebon. Biasanya di dalam kereta sebelum berhenti di stasiun, ada kondektur yang menawarkan angkutan langsung dari Stasiun Cirebon ke Kuningan, jadi tak perlu repot naik angkot dan cari bus sendiri di terminal Cirebon.

Selain lewat Pantura, Anda juga bisa juga lewat jalur selatan, Jakarta – Bandung – Cileunyi – Cicalengka – Nagrek – Malangbong – Wado – Bantarujeg – Cikijing - Kuningan. Atau lewat Sumedang – Kadipaten – Palimanan – Cirebon – Kuningan.

Kya-kya ke Kuningan kali ini diawali dari arah Cirebon. Selepas daerah Ciperna, memasuki kawasan wisata Gronggong, jalanan akan mulai menanjak. Kawasan ini saat sore hingga malam hari biasanya dipenuhi pedagang-pedagang Jagung Bakar, kopi dan aneka makanan lainnya. Dari kawasan ini juga di malam hari Anda bisa memandangi kelap-kelip lampu di kota Cirebon, hampir sama dengan kawasan Gombel di Semarang. Saat akhir pekan biasanya tempat ini dipenuhi muda-mudi berpasang-pasangan, yang duduk-duduk di warung gubug menikmati Jagung Bakar dan minum Bandrek sembari melihat pemandangan kota Cirebon dari atas. Namun, saat siang hari daerah ini terlihat kurang tertata rapi, selain itu tempat ini juga disinyalir sering dijadikan tempat mesum dan transaksi prostitusi.

Lepas dari kawasan Gronggong, Anda akan memasuki daerah Beber, kecamatan di wilayah Cirebon yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan. Beber terkenal dengan Sate Kambing-nya. Ada cukup banyak warung Sate Kambing di daerah ini, namun yang tergolong paling besar adalah Sate Beber Simpang Tiga, yang letaknya di samping Masjid. Sate Beber, daging kambingnya diiris kecil-kecil dan hanya disajikan dengan bumbu kecap, dengan irisan cabe, rajangan bawang merah dan acar timun sebagai kondimennya (pelengkap). Dagingnya empuk, pertanda dari kambing berusia muda. Irisannya yang kecil membuatnya lebih matang sempurna saat dibakar. Selain Sate tempat ini juga menyediakan Sop Kambing.

Lepas dari Beber, Anda akan memasuki daerah Sampora yang sudah masuk wilayah Kecamatan Cilimus, Kuningan. Terus ke selatan arah Kota Kuningan, Anda akan menikmati suasana yang lain, udara sejuk khas daerah dataran tinggi, dengan sawah yang menghijau, atau keramaian pasar yang tak hanya dipenuhi kendaraan bermotor tapi juga delman. Tak jauh dari Cilimus, tepatnya di Desa Sangkanurip, Kecamatan Ciganda Mekar, ± 12 km dari arah Kuningan atau ± 23 km dari kota Cirebon, ada kawasan wisata pemandian air panas Sangkanurip. Kawasan wisata ini letaknya tak jauh dari jalan raya utama Cirebon-Kuningan, hanya sekitar 600 meter. Di kawasan ini terdapat beberapa hotel dari kelas melati hingga bintang tiga, yang juga dilengkapi dengan fasilitas air panas alami.

Nasi Merah dan Gurame. Di sekitar kawasan ini Anda bisa menemui banyak tempat makan, dua di antaranya yang cukup recommended adalah RM Laksana, letaknya tak jauh dari lokasi pemandian air panas, dan RM Alinda yang tak jauh dari Hotel Grage Sangkan. Keduanya mengandalkan menu olahan ikan Gurame.

Di RM Laksana, pada buku menu paling banyak tertera olahan-olahan Gurame, dari yang bakar, goreng, asam manis, sampai Gurame Tim Cobek, dan Sang waitress merekomendasi Gurame Khas Laksana yang katanya berbeda dengan olahan Gurame di tempat lain.

Tak terlalu lama menunggu, seporsi Gurame berukuran sedang, tersaji di meja, lengkap dengan sepiring nasi, yang ternyata merupakan nasi dari beras merah. Aroma bumbu Gurame menyeruak menggugah selera. Gurame ini sudah terlebih dulu digoreng baru kemudian disiram dengan kuah berwarna kuning, yang berbaur dengan warna merah dari cabe yang diulek kasar, tauge, dan sedikit warna hijau daun kemangi, yang tampaknya dimasak bersama kuahnya. Aroma dari daun kemangi yang berbaur dengan bumbu, dan ikan yang digoreng inilah yang membuat tak sabar untuk menyantapnya.

Rasanya juga memuaskan, masih ada rasa garing karena ikan telah digoreng terlebih dulu, bagian dalamnya dagingnya masih lembut, gurih, dan sedikit pedas. Apalagi disantap bersama nasi beras merah yang wangi, gurih, dan katanya lebih sehat. Seporsi Ikan Gurame Laksana harganya Rp 37,5 ribu, dan sepiring nasi beras merah Rp 4 ribu. Jika di Laksana, Gurame Tim Cobek dan Gurame Khas Laksana yang diandalkan, di RM Alinda yang umum banyak dipesan adalah Gurame Bakar, dan Gurame Asam Manis.

Selain, pemandian air panas, dari lokasi ini Anda juga bisa jalan-jalan menikmati daerah pedesaan Sitonjul. Kawasan ini juga sudah dikelola menjadi daerah wisata, dengan trek sekitar 4 km, menyusuri areal pedesaan, yang meliputi dusun Simenyan, Tonjong dan Munjul.

Belum puas berkeliling di daerah Sangkanurip, Anda bisa melanjutkan perjalanan kembali kearah kota Kuningan. Selepas Sangkanurip, di Jl raya utama ke arah Kuningan ada beberapa rumah makan besar yang cukup ramai, di antaranya RM Ampera, cabang Kebon Kelapa Bandung, yang belum lama membuka cabang cukup besar di daerah Bandorasa Wetan, dan Lembah Ciremai Restoran di KM 4. Lembah Ciremai merupakan salah satu restoran terbesar di Kuningan, yang dilengkapi dengan meeting room berkapasitas 80 orang, dining room untuk 700 orang, VIP room untuk 30 orang, area lesehan untuk 150 orang, 8 buah saung yang cukup menampung 160 orang. Fasilitas dan desain tersebut membuat restoran ini sering jadi pilihan utama untuk berbagai acara, seperti pada masa kampanye pemilu legislatif yang lalu, banyak pimpinan partai, yang juga petinggi negara, beserta jajarannya yang sedang ada jadwal kampanye di Kuningan, dijamu di tempat ini. ”Pak Akbar Tanjung, Ibu Mega, dan hampir semua pimpinan partai yang ada jadwal kampanye ke Kuningan, makan di sini,” ungkap Nono, Manager Operasional Lembah Ciremai.

Menu yang diusung di tempat ini standar saja masih Gurame Bakar, Gurame Asam Manis, dan Gurame bumbu Bali ala Lembah Ciremai, selain itu ada Seafood dan Chinese food. Saat dikunjungi Info Kuliner, di Lembah Ciremai tengah diadakan lomba pemilihan model yang diselenggarakan sebuah event organizer dari Bandung. Seorang petugas Satpol PP yang juga warga sekitar mengatakan, ”Lembah Ciremai ramai saat ada event tertentu, sementara pengunjung biasa yang khusus datang untuk makan, sepertinya biasa saja,” ungkapnya.

Tape Ketan dan Jeniper. Sepanjang jalan menuju kota Kuningan, di kanan-kiri jalan banyak toko oleh-oleh yang memajang ember hitam, yang ternyata berisi oleh-oleh khas Kuningan, Tape Ketan. Yang berbeda dari tape Kuningan adalah rasa dan cara pengemasannya. Tape dibungkus kecil-kecil dengan menggunakan daun jambu air, dan dikemas dengan ember plastik berwarna hitam, isinya kurang lebih 100 bungkus. Tape ini disimpan dalam ember namun belum terfermentasi sempurna.

Pada tiap kemasan akan dicantumkan tanggal berapa tape ketan ini akan matang, atau terfermentasi sempurna. Sehingga bagi Anda yang berniat membelinya untuk oleh-oleh, bisa memperhitung, tape akan dikonsumsi saat telah matang Sempurna. Setelah lewat 3 hari dari tanggal yang tertulis, biasanya tape mulai kurang enak, terlalu sengar (terlalu tajam aroma dan rasanya), karena terlalu lama difermentasi. Supaya tape bisa bertahan agak lama, maka tape yang sudah masak direbus atau dikukus untuk menghambat proses fermentasi lebih lanjut agar tidak menghasilkan rasa pahit.

Sentra produksi tape ketan berada di wilayah Kecamatan Cibingbin dan Cibeureum. Tepatnya untuk Kecamatan Cibingbin berada di Desa Sindangjawa sedang untuk Kecamatan Cibeureum berada di Desa Cibeureum dan Desa Tarikolot, seperti tape ketan produksi Sari Asih, Binangkit, Pamela, Sari Rasa, Sari Madu.

Selain Tape Ketan, di Kuningan juga Jeniper sedang naik daun. Jeniper adalah singkatan dari jeruk nipis peras yang dikemas dalam botol seperti sirup, yang dibungkus dengan keranjang dari anyaman bambu. Jeniper ini, beberapa tahun belakangan ini memang sedang naik daun, sehingga muncul ungkapan Jeniper Lopes (jeruk nipis peres loba pesenan).

Kupat Tahu Ma Iroh. Yang disebut Kota Kuningan itu sendiri sebenarnya hanya sepanjang Jalan Siliwangi saja. Di jalan ini terdapat alun-alun dan Masjid Agung Syiarul Islam, pusat perbelanjaaan, sekolah, bank, sampai pendopo dan kantor-kantor pemerintahan. Atau bila ditinjau lebih luas Kota Kuningan mencakup kelurahan dan desa yang ada di Kecamatan Kuningan, karena di Kecamatan Kuningan terdapat fasilitas-fasilitas vital di Kabupaten Kuningan.

Tak jauh dari Masjid Agung Syiarul Islam, tepat di depan Gedung Olahraga, berdiri Taman Kota, yang menjadi area publik favorit bagi warga sekitar. Di sekitaran masjid banyak pedagang Kupat Tahu, namun satu tempat yang tak pernah sepi pengunjung adalah Kupat Tahu Ma Iroh, di Jl. Dewi Sartika, yang juga tak jauh dari Masjid dan Taman Kota. Kupat Tahu Ma Iroh sudah ada sejak lurang lebih 30 tahun lalu, dan kini karena Ma Iroh telah sepuh usaha diterusakn ke anak, menantu dan cucunya.

Dalam sehari sekitar 800 ketupat, atau 600 porsi Kupat Tahu terjual di sini. Kupat Tahu ini sebenarnya ketupat biasa, hanya berwarna lebih cokelat karena saat merebusnya diberi merang padi, dan rasanya pun jadi sedikit berbeda, disajikan dengan tahu goreng yang digoreng tidak terlalu kering, kemudian disiram dengan Sambal Kacang, dan kecap. Kacangnya diulek tidak terlalu halus sehingga masih banyak bulir kacang yang bisa tergigit. Yang membedakan Kupat Tahu Ma Iroh dengan tempat lain, adalah rasa Sambal Kacang-nya yang lebih mantap, dan diguyurkan dalam jumlah yang cukup banyak.

Tahu Khas Kuningan. Kuningan juga terkenal dengan tahunya. Tak jauh dari pusat kota, tepatnya di daerah Pasapen, ada banyak penjual tahu goreng khas Kuningan. Dari deretan pedagang tahu yang terlihat paling antre adalah Tahu Kopeci. Tahu Kuningan mirip dengan Tahu Sumedang hanya, perbedaanya, meski digoreng kering bagian dalamnya tidak kopong dan tetap lembut. Tahu ini juga dijual dengan kemasan keranjang bambu seperti Tahu Sumedang, dan biasa disantap dengan cabe rawit. Tahu Kuningan ini semakin mantap jika dicocol dengan Kecap Bango ditambah irisan cabe rawit.

RM Cipondok. Keluar dari Kota Kuningan terus ke arah Selatan, pada jalur arah Ciamis, masuk ke Kecamatan Kadugede, ada RM Cipondok, yang juga selalu ramai pengunjung apalagi saat hari libur. Rumah makan ini menyediakan aneka menu khas Pasundan, dari Ayam Goreng Kampung yang disajikan dengan lalapan dan Sambal Dadak, yaitu sambal dengan cabe, bawang dan tomat mentah, dan terasi bakar yang sedap. Gurame Bakar, Gurame Goreng, dan jangan ketinggalan Peucok Leuncah yang akan membuat mata Anda melek, karena rasanya yang asam, pedas segar, dan ada sedikit getir dari leuncahnya.


Daftar Tempat Makan Enak di Kuningan

1. RM Laksana

Jl. pemandian air panas, Sangkanurip Kuningan

Telp. : 0232-613182

Menu Favorit : Nasi Beras Merah, aneka olahan Gurame, Karedok

Harga : Rp 4-40 ribu

2. RM Alinda

Jl. Raya Cipanas Sangkanurip 138 Linggarjati

Telp. : 0232-613028

Menu Favorit : Nasi Beras Merah, Aneka Olahan Gurame, Cah Kangkung.

Harga : Rp 4-40 ribu

3. RM Sehati

Jl. Raya Kelapa Gunung No 51, Kramat Mulya

Telp. : 0232-874217

Menu Favorit : Masakan Pasundan

Harga : Rp 4-30 ribu

4. RM Tatar Sunda

Gerbang Kawasan Wisata Sangkanurip

Telp. : 0232-614570

Menu Favorit : Sop Buntut, Gurame Cobek

Harga : Rp 5-35 ribu

5. RM Ampera

Jl. Raya Kuningan-Cirebon, Bandorosa Wetan

Telp. : 0232-613006

Menu Favorit : Masakan Pasundan

Harga : Rp 3-30 ribu

6. Lembah Ciremai

Jl. Raya Kuningan-Cirebon KM 4, Kuningan Jawa Barat

Telp. : 0232-876234, 085295693003

Menu Favorit : Masakan Khas Pasundan, dan Chinese Food

Harga : Rp 4-35 ribu

7. Kupat Tahu Mi Iroh

Jl. Dewi Sartika, Kuningan

Telp. : 085224639685

Menu Favorit : Kupat Tahu

Harga : Rp 5 ribu

8. Rumah Jeniper

Jalan Raya Ciawigebang No. 116, Kuningan – Jawa Barat

Telp. : 0232-878.333

Email : info@jeniper.com

Harga : Rp 12 ribu/botol

9. RM Cipondok

Jl. Raya Windujanten No. 75, Kadugede 45561

Telp. : 0232-872858, 081221000975

Menu Favorit : Ayam Kampung Goreng, Gurame Goreng dan Bakar, Sambal Dadak, Peuncok Leunca

Harga : Rp 4 – 35 ribu




Kamis, 04 Juni 2009

Menikmati Pedesan Entog, dan Berpesta Seafood Ala Pantura




Sebagai kota pesisir Pantura, khasanah kuliner Indramayu memang tak lepas dari aneka olahan hasil laut. Di sepanjang pesisir Indramayu anda bisa menikmati aneka seafood khas pantura, sembari menikmati angin pantai dan melihat kesibukan perkampungan nelayan. Namun tak hanya itu, Indramayu juga punya Pedesan Entog, Bubur Rumba Cecek, Jangan Gombyang, Aneka Pepes, serta menu-menu lain yang tak kalah enaknya.

Jika anda melintasi jalur Pantura, Indramayu-Cirebon. Selain lewat jalur utama, anda bisa encoba jalur alternative, masuk ke kota Indramayu, lalu melaju kearah Cirebon lewat jalur Balongan-Karang Ampel. Jalur ini tidak sepadat jalur utama pantura, dan banyak tempat makan enak yang bisa anda singgahi sambil beristirahat.

RM Ibu Seha

Masuk ke kota Indramayu, salah satu tempat makan yang wahib anda singgahi adalah Rumah Makan Ibu Seha, di Jl. Jendral Sudirman No. 55. Tempat ini menyajikan beraneka ragam menu yang menggoda selera, dari aneka pepes seperti Pepes Tahu, Pepes Ikan Mas, Pepes Jambal, Pepes Ati Ampela, ada juga Botok Ayam, Pecak Lele, Udang Goreng Tepung, Ayam Kampung Goreng, dan Aneka Sop, seperti Sop Jamur, Sop Kaki dan Sop Iga Sapi. Lalu apa yang paling favorit disini ? Menurut Ibu Seha, “Semua ada peminatnya, tapi disini terkenal sambel dadaknya”. Sambal dadak Ibu Seha ini dibuat dadakan saat dipesan.“ Sambel ini bumbu-bumbunya dari cabe, bawang merah, bawang putih, mentah, dan pakai terasinya dibakar dulu”, ungkap Bu Seha.

Karena variasi menunya yang cukup banyak, pelanggannya ada yang sampai sehari tiga kali makan di tempat ini tanpa merasa bosan. Harga jualnya pun masih relative murah “Udang Tepung seporsi 10 ribu, Pepes Peda 7.500, Pecak Lele 7.000, Sop Kaki, Sop Buntut 12.000, yaa, kisarannya antara Rp 4.000 sampai Rp 15 ribu”, ungkap Bu Seha.

Selain sambal dadaknya, aneka Pepes terutama Pepes Jambal Tawar, dan Pecak Lelenya juga tergolong paling Favorit. “ Kalau hari biasa lewat jam makan siang sudah banyak yang habis, karena disini penuh saat jam makan siang. Kalau musim hujan yang paling banyak dipesan Sop”, ungkap Bu Seha. .

Pelanggan Ibu Seha datang dari berbagai kalangan, dari masyarakat umum, pejabat pemerintahan setempat, aparat kepolisian setempat, hingga karyawan dan pejabat-pejabat Pertamina yang bertugas di Balongan. “ Saya kan awalnya pernah kerjasama catering dengan Pemda, dan untuk Haji, kemudian banyak yang mendorong untuk buka rumah makan, akhirnya saya buka kecil-kecilan tahun 1993, lalu berkembang sewa tempat disini, dan akhirnya bisa saya beli dan perbaiki”, tutur Bu Seha.

Selain RM Ibu Seha, kini putri Ibu Seha pun telah membuka usaha yang sama, di depan Yogya Supermarket, Jl. Jendral Sudirman. RM Putri Bu Seha ini juga cukup banyak diminati. Bagi anda penggemar Sate, Sate Barokah di Jl. Letjen Suprapto No 10, adalah salah satu yang paling terkenal di Kota Indramayu.

Pedesan Entog


Pedesan Entog, adalah Entog atau Mentok, sejenis itik berleher pendek yang dimasak seperti gulai dengan bumbu yang pekat dan pedas. Nama pedesan sendiri diambil dari rasanya yang Pedes Pisan, atau yang artinya pedas sekali. Salah satu warung yang terkenal menjual menu ini, adalah Pedesan Entog Bang Combat di Jl. Olah Raga, di sekitar area Sport Center Indramayu.

Pedesan Entog adalah salah satu masakan khas Indramayu yang awalnya berkembang di daerah kecamatan Lelea, Indramayu. Karena belum banyak yang mengembangkan menu tersebut untuk dijual, Tahun 2002, Dadang Supriatna dan istrinya Cadesi, mencoba membuat olahan Pedesan Entog dan menjualnya, di daerah Pindangan. “ Tadinya saya jualan Ikan Bakar, Sate, dan macem-macem, tapi sejak jual Pedesan Entog, yang laku malah Pedesannya”, ungkap Cadesi

Tahun 2003, Saat ada event Pekan Olah Raga Daerah (PORDA) di kawasan Sport Center Indramayu, Dadang pun mencoba peruntungan berjualan di dekat Sport Center. “ Awalnya sewa tempat cuma sepuluh hari, tapi disini laris banget dan pelanggan banyak yang sarankan untuk terus disini, akhirnya kini sampai hampir tujuh tahun kita disini”, tutur Cadesi. Kini Dadang bahkan sudah mampu membeli dan membangun lahan disamping warungnya, untuk tempat tinggal, namun warungnya sendiri masih sewa “ kita sudah sewa sampai 2010, kalau yang punya mau lepas ini, kita juga minat”, ungkapnya.

Dalam Sehari, tempat ini menghabiskan 15 ekor Entog, “ Tergantung sih kalau yang besar-besar 14-15 ekor lah, kalau kecil-kecil ya bisa 20 ekor”, ungkap Cadesi. Kalau dihitung jumlah porsi, dalam sehari 150-200 porsi pedesan entog terjual di tempat ini

Pedesan Entog Bang Combat, memeang istimewa, bumbunya yang terdiri dari Kemiri, Jahe, Laos, Bawang Merah, Bawang Putih, Merica, Ketumbar, Pala dan Daun Jeruk, begitu Mliket., meresap dan bercampur dengan daging Entog yang teksturnya mirip daging bebek, namun dagingnya lebih tebal. “ Kalau orang bilang sih, yang bikin pedesan disini enak karena sudah tidak bau anyir Entog, karena kita pakai bumbu rempah yang banyak, Daun Jeruk dan Jahe kan bisa menghilangkan bau amis, dan ada sedikit bau Pala”, ungkap Cadesi. Selain itu menurut Cadesi, Entog juga harus dibersihkan sampai benar-benar bersih. “ Kalau ada darah nyisa, itu bikin baunya nggak enak”, ungkapnya.

Membuat bumbunya pun tidak sembarangan, semua komponen bumbu yang sudah dihaluskan, harus di goreng dengan api kecil dan lama, agar benar-benar matang dan tidak gosong. “ Ini nggak bisa dadakan, karena kalu dadakan bau bumbu malah langu nggak enak, saya sekali bikin 7 kilo bumbu untuk dua hari, itu bikin bumbunya lama sambil terus diaduk-aduk”, tuturnya.

Bumbu jadi inilah yang kemudian direbus bersama daging entog hingga dua jam, sampai daging entog empuk dan bumbunya benar-benar meresap. Hasilnya, mantap, tekstur daging entog yang khas namun empuk dan tidak menyisakan bau anyir berpadu dengan gurihnya bumbu yang agak manis, pedas, karena menggunakan gula dan banyak cabe.

“ Pedasnya sudah saya kurangi sedikit, karena permintaan pelanggan, katanya kalau terlau pedas rasa bumbunya malah ketutup, dan ada juga yang nggak doyan terlalu pedas”, ungkap Cadesi. Satu Porsi Pedesan Entog dijual dengan hrag Rp 10.000. Selain Pedesan, warung ini juga menjual Entog Goreng, dan Ayam Goreng.

Burbacek

Burbacek? apa lagi ya ini? Namanya unik, begitu juga hidangannya. Burbacek adalah singkatan dari Bubur Rumbah Cecek. Bubur beras yang diberi Rumbah, semacam Pecel, yang terdiri dari campuran sayuran, seperti Kangkung, Genjer, Semanggi, dan Toge yang direbus, dan diguyur kuah kacang encer yang dicampur air petis ikan, dan diberi tambahan Cecek, alias kulit sapi yang sudah direbus sampai empuk. Rasanya begitu unik, mirip paduan makan bubur ditambah rujak petis, plus Cecek. Buburnya tidak begitu halus, lebih mirip tim atau nasi yang dimasak lama, sehingga butir nasi masih ada yang terlihat.

Salah satu warung yang menjual menu ini adalah milik Yu Nani, yang terletak di Jl Dharma Ayu, Sindang, tak jauh dari GOR Singapodra, tepatnya di belakang Pasar Caplek. Warung ini tak hanya menjual Burbacek, ada juga Jangan Gombyang, yaitu Sayur Kepala Ikan Jambal, Otak-otak, Sop dan aneka Pepes yang nikmat, seperti Pepes Jambal, Pepes Telur Jambal, Pepes Telur Belanak, Pepes Peda, Pepes Ayam, hingga Pepes Jamur dan Oncom.

Puas berburu di dalam kota, anda bisa melanjutkan perjalanan kearah Cirebon lewat jalur, Balongan-Karang Ampel. Jalur ini tak terlalu ramai, dan ruas jalannya sudah cukup bagus, walau kini di beberapa titik juga banyak kerusakan ringan. Di jalur ini anda bisa melihat megahnya kilang minyak Pertamina Balongan. Kanan kiri jalan tak banyak rumah penduduk yang dijumpai, lebih banyak area persawahan. Sesekali garis pantai dan perahu-perahu nelayan juga akan terlihat. Seperti di daerah pesisir Limbangan, anda akan melihat deretan perahu nelayan tertambat di sungai yang terhubung ke pantai. Masuk sekitar 400 meter dari tepi jalan raya, anda bisa mampir mencicipi Seafood dengan aneka ikan segar di Rumah Makan Mina Ayu, yang tepat berada di tepi pantai dan berhadapan langsung dengan tempat pelelangan ikan. Menu Favorit tempat ini adalah Ikan Kerapu Bakar, dan Kepiting Asam Manis.

Tak jauh dari pesisir limbangan, kira-kira 1,5 Kilo kearah Karang Ampel, anda bisa mampir ke Pantai Wisata Tirtamaya. Namun jangan terlalu berharap mendapati Pantai yang indah, karena Tirtamaya kini semakin kehilangan tajinya sebagai tujuan wisata, karena terkena Abrasi yang cukup parah, area wisatanya juga terlihat kurang terjaga dan dikelola dengan baik. Namun, jika sekedar untuk melepas lelah, ditengah perjalanan panjang, sembari memandangi lautan dan menikmati angin laut, masih cukup lumayan. Tiket Masuknya hanya Rp 3000 per orang.

RM Perdut.

Tak jauh dari Pantai Tirtamaya, sekitar 700 meter kearah Karang Ampel, tepatnya di daerah Glayem, masuk ke perkampungan nelayan, ada rumah makan yang tengah naik daun dan selalu ramai oleh pengunjung, tak hanya dari Indramayu, tapi juga dari Cirebon dan sekitarnya. Namanya Rumah Makan Ikan Bakar Perdut. Pantai Glayem, yang masuk ke wilayah kecamatan Juntinyuat ini, kini bahkan lebih ramai dari pantai wisata tirtamaya, dengan hadirnya RM Perdut. Perdut, berada persis di tepi pantai, tempat makannya berbentuk gubuk atau saung, Jika anda ke daerah ini pagi hari, anada bisa menyaksikan kesibukan nelayan bertransaksi di tempat pelelangan ikan yang letaknya tak jauh dari RM Perdut.


Menu yang ditawarkan Perdut, aneka Seafood Bakar, dan yang paling Favorit adalah Cumi dan Udang Bakarnya. Harga jualnya dihitung per kilo, untuk udang harga perkilonya Rp 70 ribu, Cumi Rp 50 ribu per Kg, Bawal dan Kakap juga Rp 50 ribu per Kg. Selain itu ada juga sayur Asem, Tumis Kangkung, minuman aneka Jus dan Es Kelapa Muda . Porsi paling kecil untuk Udang Bakar, ¼ kg, dan untuk Cumi 3 ons. Untuk ¼ Kg Udang, 3 ons cumi, satu porsi tumis kangkung, dan satu butir Es Kelapa Muda, anda cukup mengeluarakan uang Rp 65 ribu. Sangat murah, jika dibandingkan harga standar seafood di Jakarta, bahkan di kelas kaki lima. Porsi diatas cukup untuk dinikmati 2-3 orang.

Aneka Seafood bakar di RM Perdut ini biasanya disajikan dengan sambal yang rasanya manis, pedas, sedikit asam dan beraroma terasi, mirip seperti sambal rujak. Sang pemilik sendiri mengatakan tak tahu apa yang jadi kelebihannya “ Katanya sih sambal kita beda, lalu yang jelas semua ikan disini pasti segar sehari habis dan tempatnya di pinggir pantai”, ungkap Juminten, pemilik RM Perdut.

Dalam sehari total ikan, cumi, dan ikan bisa habis 3 kwintal, saat akhir pekan. Dan pada hari-hari biasa sekitar setengahnya, minimal 1,5 Kwintal sehari.

Sate Junti Mang Rum

Lepas dari Perdut, masuk ke wilayah Juntinyuat, anda akan menemukan banyak pedagang Sate Kambing. Sate Junti memang terkenal kelezatannya, diantara sekian banyak tukang Sate di Junti, Kedai Sate Junti Mang Rum adalah yang paling terkenal. Letaknya persis berhadapan dengan kantor Kecamatan Juntinyuat.

Kedai Sate Mang Rum, selalu ramai saat jam makan siang, potongan daging kambing dalam tiap tusuknya berukuran cukup besar, dalam tiap tusuk sate, isinya 3 potong daging dan satu potong lemak, yang ketika dibakar menimbulkan aroma yang menggoda. Sate ini ketika dihidangkan baru berlumur dengan kecap saja, dan belum bercampur dengan saus nya. Saat disajikan anda akan mendapatkan satu piring sedang berisi saus kacang kental, dan bubuk cabe yang belum dicampur. Nasinya akan disediakan satu bakul, sehingga anda bebas mengambil semaunya.

Saus Kacang Kental, dan bubuk cabe bisa anda campurkan sendiri dengan kecap yang tersedia di meja. Pada tiap meja di kedai ini disediakan Kecap Bango, dan beberapa kecap lokal. Campuran Saus Kacang kental, Bubuk Cabe, dan Kecap menhasilkan saus sate yang nikmat, apalagi ketika sate yang panas di baluri saus ini, aroma dan rasanya begitu menggoda, membuat semakin lahap menyantapnya.

Daftar Tempat Makan Enak Di Indramayu

1. RM Ibu Seha

Jl. Jenderal Sudirman No 55. Telp (0234) 271737-271261.

Jam Buka : 09.00-21.00 WIB.

Menu andalan : Aneka Pepes, Sambal Dadak, Sop

2. Sate Barokah

Jl Letjen Soeprapto No 10

Telp (0234) 271917.

Menu Favorit : Sate Kambing

Jam buka : 8.00-23.00

3. Warung Yu Nani

Jl Dharma Ayu, Sindang, belakang Pasar Caplek

HP 081912960148.

Menu Favorit : Bubur Rumba Cecek ( Burbacek)

Jam buka : 10.00-15.00

4. Pedesan Entog Bang Combat

Jl Olahraga, Karanganyar. Tepat di depan Sport Center Indramayu.

HP 081912924634.

Jam buka : 09.00-20.00

5. Empal Gentong H. Mang Muk

Jl Jendral Sudirman No 147.

HP 087828923803.

Menu Favorit : Empal Gentong

Jam buka : 7.00-21.00

6. Mina Ayu

Pesisir Limbangan, JL Raya Balongan-Karang Ampel

Telp. 081222100403

Menu Favorit : Kerapu Bakar, Kepiting asam Manis

Jam Buka : 8.00-24.00

7. Ikan Bakar Perdut

Pesisir Glayem, Jl Raya Juntinyuat, Indramayu-Cirebon.

HP 087828594575.

Menu Favorit : Cumi dan Udang Bakar

Jam buka : 10.00-23.00

8. Sate Junti Mang Rum

Jl Raya Juntinyuat, Indramayu-Cirebon,

Telp. 0234-428576

Menu Favorit : Sate Kambing

Jam buka : 10.00-23.00